Pemilu 1955: Banteng PNI Menggila di Lumajang

Sebelum menjadi partai dengan basis pendukung terbesar di Republik Indonesia pada masa pemerintahan presiden Soekarno, Partai Nasional Indonesia dahulu bernama Perserikatan Nasional Indonesia yang muncul pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Perserikatan Nasional Indonesia lahir pada tanggal 4 juli 1927 dengan tokoh utamanya yaitu Soekarno. Dalam kurun waktu sepuluh bulan, tepatnya pada bulan Mei 1928 Perserikatan Nasional Indonesia berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia. Pada masa awal berdirinya Partai Nasional Indonesia para sejarawan menyebut masa ini sebagai tahun dimulainya pergerakan nasional lantaran pada masa tersebut mulai bermunculannya organisasi yang dibuat oleh masyarakat pribumi dengan tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada akhir desember 1929 Pemerintah kolonial yang waktu itu masih menguasai Hindia-Belanda merasa terancam dengan aktivitas Partai Nasional Indonesia sehingga pihak Belanda mulai menangkap dan memenjarakan para petinggi partai salah satunya ialah Ir. Soekarno. Partai Nasional Indonesia juga turut dibubarkan oleh Belanda.

Pembentukan Partai Nasional Indonesia dipelopori oleh para mahasiswa yang dulunya tergabung di Perhimpunan Indonesia mereka memiliki pemikiran yang hampir sama mengenai kemerdekaan Indonesia, sehingga kontribusi dari Perhimpunan Indonesia dirasa cukup besar dalam pembentukan Partai Nasional Indonesia. Meskipun tidak ada hubungan antara organisasi kedua organisasi. Namun kesamaan pola pikir dan prinsip kemerdekaan yang hampir sama lah yang mendorong terciptanya sebuah partai pergerakan pada masa itu.

 pada  masa awal kemerdekaan terjadi perdebatan antara Soekarno dan Moh. Hatta mengenai sistem politik apakah yang akan digunakan di Indonesia. Presiden Soekarno memiliki keinginan agar sistem politik Indonesia memakai sistem partai Tunggal dan Partai Nasional Indonesia sebagai partai satu-satunya dengan harapan terwujudnya kestabilan politik di Indonesia, sementara wakil presiden Moh. Hatta mengusulkan diterapkannya sistem multipartai. Diharapkan dengan banyaknya partai politik sebagai manifestasi dari sistem multipartai, rakyat dapat dengan aktif dilibatkan dalam tiap-tiap kebijakan dari pemerintah. Perdebatan tersebut berakhir dengan mulai diterapkannya sistem multipartai dan menandai dimulainya persaingan antar partai politik paska proklamasi.

Sebelum diterapkannya sistem multi partai, Partai Nasional Indonesia sudah bergerak sedikit lebih maju dari partai lainnya diantaranya menyiapkan pemilihan kepengurusan pusat Partai Nasional Indonesia. Dalam pemilihan kepengurusan tersebut nama Soetarman terpilih sebagai Ketua, Sanoesi sebagai ketua muda, Jakoeb sebagai bendahara dan Tenaroe sebagai sekretaris. Mendengar hal tersebut para anggota dan partisipan Partai Nasional Indonesia di tingkat syuu (setara karesidenan) langsung merespon dengan mengadakan pemilihan pengurus Partai pada tingkat syuu. Pasca  kemerdekaan Indonesia, Partai Nasional Indonesia mulai bergerak melakukan aktivitas politik di berbagai daerah salah satunya di kabupaten Lumajang.

Kabupaten Lumajang secara geografis terletak di salah satu wilayah di pesisir selatan pulau Jawa tepatnya provinsi Jawa Timur. Seperti halnya daerah-daerah pesisir selatan, Kabupaten Lumajang memiliki kekuatan dalam bidang pertanian, hal tersebut dibuktikan dengan dijadikannya Kabupaten Lumajang sebagai salah satu lumbung padi Provinsi Jawa Timur. Masyarakat pesisir biasanya lebih identik dengan masyarakat yang lebih dinamis dibanding masyarakat pedalaman dan kuatnya penokohan masyarakat pesisir menjadikan masyarakat tersebut lebih memiliki arah serta tujuan dalam berpolitik sebab dari penokohan seseorang tersebut masyarakat pesisir memiliki panutan dalam menentukan arah dan tujuan berpolitik. Tidak berhenti disitu Selain politik penokohan, dekatnya ideologi marhaen terhadap para petani juga membuat kabupaten Lumajang sebagai penyumbang suara PNI yang cukup besar di Jawa Timur pada sepanjang jalannya pemilu 1955.

Dalam pemilihan umum 1955, terjadi kontestasi ideologi pada tiap partai politik. Tiap kontestan pada pemilu 1955 memiliki ideologi yang kuat seperti PKI dengan ideologi komunisnya, Masyumi dengan intelektual islamnya, Nahdlatul Ulama dengan islam yang merakyat, serta Partai nasional Indonesia dengan ideologi Nasionalisme Indonesia-nya.  Dalam perjalan politik , Sesuai dengan namanya Partai Nasionalis Indonesia merupakan sebuah wadah bagi tiap aspirasi masyarakat yang berhaluan cinta bangsa atau nasionalis. Indonesia yang baru saja menyatakan kemerdekaannya dengan gencar menanamkan pentingnya nasionalisme tiap indvidu bahkan pada tingkat pendidikan dasar sekalipun. Hal tersebut menjadikan masyarakat tertarik dengan paham nasionalis sebagai haluan berpolitik. Nasionalisme yang berarti cinta tanah air membuat masyarakat yang sadar bahwa Indonesia yang baru saja merdeka mewajibkan tiap-tiap indvidu menjaga kemerdekaan yang didapat dengan susah payah tersebut. Oleh karena itu, masyarakat dengan mantap memilih Partai Nasional Indonesia sebagai pilihan dalam berpolitik.

Sebelum dimulainya pemilihan umum pertama bagi rakyat Indonesia pada tahun 1955. Tiap partai politik sudah mulai mengerahkan kader-kadernya di berbagai daerah untuk melakukan kampanye. Tujuan dari kampanye tidak lain dan tidak bukan  yaitu untuk mendulang suara terbanyak pada pemilu pertama bagi Republik Indonesia tersebut. Masa kampanye disebut sebagai periode semakin banyaknya cabang-cabang tiap partai politik pada tiap daerah di Indonesia.  Partai Nasional Indonesia sendiri menyebutkan bahwa pada tahun 1950, mereka sudah memiliki 228 cabang partai yang tersebar diseluruh Indonesia. Partai Nasional Indonesia menjadi salah satu partai yang secara militan melakukan kampanye ditiap daerah di seluruh Indonesia. Kampanye yang dilakukan yaitu dengan mengadakan rapat samudera (rapat akbar), melalui organisasi massa, kesenian, pengenalan tanda gambar, melalui media massa hingga arak-arakan atau pawai dan lain-lain.

Kampanye politik pada masa itu masih menggunakan cara yang sangat tradisional yakni dengan cara menampilkan tradisi kesenian. Hal tersebut dipakai karena tradisi kesenian sangat menjadi primadona masyarakat kala itu, tiap partai juga tidak lupa menyelipkan lambang partai politik dengan tujuan memikat hati rakyat melalui tradisi kesenian. Kesenian yang biasa digunakan adalah ludruk dan reog. Selain ludruk dan reog, Pencak Silat juga sangat sering dipakai untuk media kampanye partai politik. Partai Nasional Indonesia sering kali nanggap guna menarik simpati masyarakat. Dalam memandang suatu fenomena sejarah memang harus beradaptasi dengan kondisi pada masa itu yang memang belum memiki hiburan sebanyak saat ini. Masa tersebut benar-benar menjadikan tradisi kesenian seperti ludruk, reog, dan pencak silat sebagai media untuk berkampanye politik. hingga akhirnya Partai Nasional Indonesia berhasil memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan umum 1955 dikabupaten Lumajang.

Sumber :

Surat Kabar dan Majalah :

Express, 5 Oktober 1955.

Express, 20 Desember 1955.

Harian Umum, 23 Desember 1955.

Buku, Jurnal dan Skripsi :

Anwar, Rosihan. 2011. Sutan Sjahrir Negarawan Humanis, Demokrat Sejati yang mendahului zamannya, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Hartatik, Wasino dan Endah Sri. 2018. Metode Penelitian Sejarah: dari Riset hingga Penulisan, DI Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

Karim, Rusli. 1983. Perjalanan Partai Politik di Indonesia: Sebuah Potret Pasang Surut, Jakarta: Rajawali.

Mikail, Kiki dan Hojjat Ibrahimian. 2014. Pemilu dan Partai Politik di Indonesia, Palembang: IAIN Raden Fatah.

Minarno, Santoso. 2018. Strategi PNI Dalam Memenangkan Pemilihan Umum 1955 Di Jawa Tengah. Skripsi. Mahasiswa Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 2011.

Obet, Muhamad Rohman, 2018. Aktivitas Dan Strategi Partai Nasional Indonesia Dalam Pemilihan Umum 1955 Di Kabupaten Nganjuk. Skripsi, Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Airlangga. Surabaya. 2018.

Sumber Internet :

https://historia.id/politik/articles/manuver-politik-jelang-pemilu-1955-vxJYo

https://lumajangkab.go.id/profil/gbr_umum.php

Penulis : Refin Achmad